Apakah Benar Kafein dalam Kopi dapat Meningkat Tekanan Darah
Oleh: Siti Hajar
Kopi, lebih dari sekadar minuman penghilang rasa kantuk, mengandung beragam
senyawa kimia yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Sebagai seorang dokter,
saya melihat bahwa salah satu kandungan paling terkenal dalam kopi adalah
kafein, yang bekerja sebagai stimulan sistem saraf pusat. Kafein membantu
meningkatkan kewaspadaan dan energi, tetapi konsumsi berlebihan dapat memicu
efek samping seperti peningkatan tekanan darah, gangguan tidur, atau kecemasan
pada sebagian orang.
Selain kafein, kopi juga kaya akan antioksidan yang penting untuk menjaga
kesehatan sel. Asam klorogenat, misalnya, dikenal memiliki sifat antiradang dan
diyakini dapat membantu mengurangi risiko diabetes tipe 2. Zat ini bersama
dengan melanoidins, yang terbentuk selama proses pemanggangan, berperan melawan
radikal bebas yang dapat merusak sel tubuh. Dari sudut pandang medis, asupan
antioksidan yang cukup berpotensi melindungi seseorang dari risiko penyakit
degeneratif seperti penyakit jantung koroner dan kanker tertentu.
Kandungan vitamin dan mineral dalam kopi, meskipun relatif kecil jika
dibandingkan dengan sumber nutrisi lainnya, tetap memiliki peranan tersendiri.
Vitamin B2 atau riboflavin dan vitamin B3 atau niasin membantu mendukung
metabolisme energi. Magnesium, yang juga terdapat dalam kopi, membantu fungsi
otot dan kesehatan tulang, sedangkan kalium berperan dalam menjaga keseimbangan
cairan tubuh dan mendukung fungsi jantung. Dalam konteks kesehatan, kekurangan
mineral-mineral ini dapat menyebabkan berbagai gangguan, sehingga meski kopi
bukan sumber utama, asupan tambahan dari minuman ini tetap memberikan manfaat.
Senyawa bioaktif lain seperti trigonelin dan kuinida juga tidak kalah
penting. Trigonelin memberikan rasa manis dan aroma khas, sekaligus membantu
mencegah gigi berlubang berkat sifat antimikrobanya. Kuinida, yang terbentuk
saat pemanggangan, memberikan rasa pahit sekaligus mendukung metabolisme tubuh.
Di samping itu, kopi mengandung sejumlah kecil teofilin dan teobromin yang
membantu melancarkan aliran darah serta mendukung fungsi pernapasan.
Dari sudut pandang psikiatri dan neurologi, kopi juga dapat meningkatkan
pelepasan serotonin dan dopamin. Kedua neurotransmitter ini berkaitan dengan
suasana hati dan tingkat stres seseorang. Dalam jumlah tepat, kopi dapat
membantu mengurangi gejala depresi ringan dan menambah kewaspadaan mental.
Namun, pada individu yang rentan terhadap kecemasan, konsumsi kopi berlebih
dapat memicu serangan panik atau gangguan tidur, sehingga perlu pembatasan.
Polifenol dalam kopi, termasuk asam klorogenat, berperan dalam menurunkan
risiko penyakit kardiovaskular dan meningkatkan sensitivitas insulin. Bagi
pasien dengan risiko diabetes tipe 2, hal ini merupakan kabar baik. Meski
demikian, penting diingat bahwa gaya hidup sehat, pola makan seimbang, dan
olahraga tetap menjadi kunci utama dalam mencegah diabetes dan penyakit
jantung. Kopi hanya berperan sebagai salah satu faktor pendukung.
Terakhir, lignans yang terkandung dalam kopi berfungsi sebagai fitoestrogen
dan berpotensi memberikan efek antikanker. Meski penelitian lebih lanjut masih
dibutuhkan untuk memastikan efeknya secara keseluruhan, beberapa studi
menunjukkan hubungan positif antara konsumsi kopi moderat dan penurunan risiko
beberapa jenis kanker, seperti kanker payudara dan kanker usus besar.
Meskipun kopi menawarkan banyak manfaat, terdapat beberapa hal yang perlu
diwaspadai. Bagi individu dengan riwayat hipertensi, penyakit jantung, gangguan
irama jantung, atau mereka yang mengalami gangguan kecemasan dan insomnia,
konsumsi kopi perlu dibatasi. Wanita hamil juga dianjurkan untuk membatasi
asupan kafein karena dapat memengaruhi kondisi janin. Mengingat kandungan
kafein dapat berbeda pada setiap jenis seduhan kopi, pemilihan metode seduh dan
jumlah takaran kopi turut memengaruhi besarnya efek yang dirasakan tubuh.
Meskipun mengandung berbagai senyawa dengan manfaat kesehatan yang baik,
konsumsi kopi tetap perlu diperhatikan agar tidak berlebihan. Untuk mendapatkan
manfaat optimal, kopi sebaiknya dikonsumsi dalam jumlah moderat, yaitu sekitar
satu hingga tiga cangkir per hari. Jika dikonsumsi dengan bijak, kopi dapat
menjadi bagian dari pola hidup sehat yang mendukung kesehatan jantung, otak,
dan metabolisme tubuh. Namun, bagi individu dengan kondisi kesehatan tertentu
seperti hipertensi, gangguan lambung, atau gangguan tidur, konsultasi dengan
dokter sebelum mengonsumsi kopi secara rutin tetap disarankan.
Secara keseluruhan, kopi memang mengandung beragam zat yang bermanfaat bagi
kesehatan, mulai dari antioksidan, vitamin, mineral, hingga senyawa bioaktif.
Kendati demikian, konsumsi moderat tetap penting untuk menghindari efek
samping, terutama pada individu yang sensitif terhadap kafein atau memiliki
kondisi kesehatan tertentu. Dengan memperhatikan pola konsumsi dan memilih
metode penyajian yang tepat, kopi dapat menjadi bagian dari gaya hidup sehat
yang menunjang kualitas hidup.
Dikutip dari berbagai sumber.[]