![]() |
Sumber: pinterest.com |
Oleh: Siti Hajar
Hidup tak selalu
berjalan seperti yang kita harapkan. Ada kalanya kita merasa terpuruk, seakan
dunia bersekongkol untuk menjatuhkan kita. Mungkin kita pernah gagal dalam
pendidikan, bisnis, atau pekerjaan. Mungkin kita kehilangan orang yang kita
cintai, ditinggalkan tanpa alasan, atau bahkan dihantam masalah keuangan yang
membuat segalanya terasa gelap. Pada titik terendah ini, semangat hidup seolah
sirna, dan kita bertanya-tanya: Masih adakah harapan untukku?
Jawabannya: Ya,
selalu ada harapan. Keterpurukan bukan akhir dari segalanya. Justru, inilah
titik awal untuk bangkit, membersihkan diri, dan melangkah dengan hati yang
lebih kuat. Bagaimana caranya? Mulailah dari hal-hal yang paling mendasar.
Jika saat ini
terasa berat, ingatlah: satu langkah kecil tetap lebih baik daripada diam dalam
keterpurukan. Perlahan tapi pasti, kita akan menemukan kembali cahaya yang
pernah redup. Bangkitlah. Mulai lagi. Karena hidup ini masih layak untuk
diperjuangkan.
1. Perbaiki
Hubungan dengan Allah
Langkah pertama
dalam kebangkitan adalah memperbaiki salat. Salat adalah tiang kehidupan,
pegangan kita saat dunia terasa goyah. Mulailah dengan memastikan salat lima
waktu tidak bolong. Jangan hanya sekadar menggugurkan kewajiban, tapi resapi
setiap rukuk dan sujud sebagai bentuk penghambaan. Salat yang benar akan
membawa ketenangan dan membuka jalan keluar dari kesulitan.
2. Merawat
Diri
Jangan biarkan
keterpurukan menjadikan kita lupa merawat diri. Bangun pagi, mandi, kenakan
pakaian bersih, dan sisir rambut dengan rapi. Hal sederhana ini bisa mengubah
perasaan kita. Saat tubuh bersih dan segar, pikiran pun lebih jernih. Jangan
biarkan kesedihan membiarkan kita larut dalam kondisi yang tidak tertata.
3. Perbaiki
Hubungan dengan Orang Lain
Jangan biarkan
kegagalan menjauhkan kita dari keluarga dan sahabat. Perbaiki hubungan dengan
pasangan, anak, orang tua, dan saudara. Jika ada yang pernah tersakiti,
mintalah maaf. Jika ada yang membutuhkan bantuan, ulurkan tangan. Kebaikan yang
kita sebarkan akan kembali pada kita dalam bentuk yang tak terduga.
4. Latih
Kesabaran dan Santun dalam Bersikap
Keterpurukan
sering kali membuat kita mudah marah dan sensitif. Mulailah berlatih untuk
lebih sabar. Jika ada yang menyakiti, tahan diri untuk tidak membalas. Jika ada
yang berbicara buruk tentang kita, biarkan saja. Ingat, menjadi orang yang
tenang dan santun akan membuka lebih banyak pintu kebahagiaan daripada menjadi
seseorang yang terus-terusan menyimpan amarah.
5. Jadilah
Pendengar yang Baik
Sering kali,
kita terlalu sibuk dengan penderitaan sendiri hingga lupa bahwa orang lain juga
punya cerita. Belajarlah menjadi pendengar yang baik. Dengarkan keluhan
orang-orang di sekitar tanpa buru-buru menghakimi. Kadang, dengan membantu
orang lain, kita justru menemukan makna baru dalam hidup.
6. Atur
Kembali Hidup dan Keuangan
Jika masalah
finansial menjadi beban, cobalah untuk mulai mengatur ulang pengeluaran.
Kurangi yang tidak perlu, mulai menabung sedikit demi sedikit, dan cari peluang
baru. Jangan malu untuk memulai dari nol. Banyak orang sukses yang pernah jatuh
miskin sebelum akhirnya bangkit.
7. Tetapkan
Tujuan Kecil dan Rayakan Kemajuan
Tidak perlu
langsung berusaha menyelesaikan semua masalah sekaligus. Mulailah dengan target
kecil. Misalnya, minggu ini berhasil salat tepat waktu, bulan depan mulai
membaca buku pengembangan diri, tahun depan mencoba usaha kecil-kecilan. Setiap
langkah kecil tetaplah sebuah kemajuan. Rayakan pencapaian sekecil apa pun,
karena itu tanda bahwa kita sedang bergerak maju.
8. Jangan
Menutup Diri dari Dunia
Saat terpuruk,
mudah bagi kita untuk mengisolasi diri. Tapi justru inilah saatnya untuk keluar
dari zona nyaman. Coba cari komunitas positif, temui teman lama, atau bahkan
lakukan perjalanan singkat untuk menyegarkan pikiran. Dunia ini luas, dan
banyak hal indah yang bisa ditemukan jika kita bersedia melangkah keluar.
9. Yakinlah,
Ini Bukan Akhir
Kesulitan bukan
untuk selamanya. Seperti malam yang selalu diikuti oleh pagi, keterpurukan pun
akan berlalu jika kita mau bangkit. Jangan takut untuk memulai kembali, jangan
malu untuk mencoba lagi. Hidup ini bukan soal berapa kali kita jatuh, tapi
seberapa kuat kita bangkit setelahnya.
10.
Bersedekah dan Tebarkan Kebaikan
Saat merasa
hancur, terkadang cara terbaik untuk bangkit adalah dengan membantu orang lain.
Bersedekah, sekecil apa pun, bisa menjadi jalan terbukanya rezeki dan
ketenangan hati. Tidak harus berupa uang—senyuman, bantuan kecil, atau sekadar
mendoakan orang lain juga termasuk sedekah.
Dengan berbagi,
kita menyadari bahwa kita masih punya sesuatu untuk diberikan. Dan sering kali,
ketika kita menolong orang lain, Allah justru mengirimkan pertolongan yang tak
terduga untuk kita. Kebaikan yang kita sebarkan akan kembali, dengan cara yang mungkin
tidak langsung terlihat, tapi pasti terasa di hati.
11. Jangan
Pernah Merasa Tidak Pantas untuk Bangkit
Seberat apa pun
kesalahan yang pernah kita lakukan, seburuk apa pun masa lalu kita, jangan
pernah merasa tidak pantas untuk memulai kembali. Pintu maaf Allah selalu
terbuka bagi hamba-Nya yang bersungguh-sungguh ingin berubah. Jangan biarkan
rasa bersalah menenggelamkan kita dalam keterpurukan.
Allah lebih
menyayangi kita daripada kasih seorang ibu kepada bayinya yang sedang disusui.
Dia tidak pernah lelah menunggu kita kembali. Sekalipun manusia menghakimi,
Allah tidak akan pernah menolak seorang hamba yang bertobat dan berusaha
memperbaiki diri.
Jadi, jangan
ragu untuk melangkah. Bangkitlah dengan keyakinan bahwa setiap orang berhak
mendapat kesempatan baru. Karena selama kita masih diberi napas, itu artinya
Allah masih memberi kita ruang untuk berubah dan memperbaiki hidup. []