Oleh: Siti Hajar
Tape menjadi makanan yang disukai banyak orang
karena rasanya yang manis, teksturnya yang lembut, dan aroma khas hasil
fermentasi yang menggugah selera. Selain itu, tape juga memiliki manfaat
kesehatan, seperti membantu pencernaan dan memberikan energi karena kandungan
gula alaminya.
Di Aceh, tape selalu hadir dalam berbagai hajatan
dan kenduri, mulai dari pesta pernikahan hingga kenduri adat seperti kenduri
orang meninggal dan kenduri peutreun sinyak (turun tanah). Bahkan saat
Lebaran atau hari raya, tape juga menjadi bagian dari hidangan khas yang
disajikan untuk keluarga dan tamu.
Kehadiran tape dalam setiap acara bukan hanya
sebagai pelengkap hidangan, tetapi juga sebagai bagian dari tradisi dan simbol
kebersamaan. Rasanya yang khas membuatnya cocok dinikmati sendiri atau
dipadukan dengan berbagai menu lain, menjadikannya makanan yang tak tergantikan
dalam setiap momen penting masyarakat Aceh.
Membuat tape nasi yang enak memerlukan bahan yang
tepat, kebersihan, dan proses fermentasi yang optimal. Untuk mendapatkan hasil
terbaik, gunakan beras putih atau beras ketan, karena teksturnya lebih pulen
dan cocok untuk fermentasi.
Untuk membuat tape, Beras perlu dicuci bersih
terlebih dahulu, lalu direndam selama beberapa jam agar lebih lembut sebelum
dikukus. Setelah setengah matang, siram dengan air matang agar teksturnya tetap
pulen, kemudian kukus kembali hingga benar-benar matang. Setelah matang,
biarkan nasi dingin sebelum dicampur dengan ragi.
Ragi yang telah dihaluskan harus ditaburkan secara
merata ke seluruh permukaan nasi yang sudah dingin. Pengadukan harus dilakukan
perlahan agar tekstur nasi tetap terjaga dan ragi tercampur dengan baik.
Setelah itu, nasi yang telah diberi ragi disimpan dalam wadah tertutup, seperti
daun pisang atau plastik, dan diletakkan di tempat yang hangat untuk proses
fermentasi selama dua hingga tiga hari.
Kualitas ragi sangat menentukan keberhasilan
fermentasi tape nasi. Gunakan ragi yang masih segar, tidak berbau menyengat,
dan memiliki tekstur yang tidak terlalu rapuh agar mikroorganisme di dalamnya
tetap aktif. Ragi yang sudah terlalu tua atau disimpan dalam kondisi lembap
dapat kehilangan efektivitasnya, sehingga fermentasi menjadi kurang optimal dan
rasa tape bisa menjadi hambar atau terlalu asam.
Meskipun tape memiliki rasa manis yang khas dan
kaya akan manfaat, kandungan gula hasil fermentasinya cukup tinggi. Hal ini
perlu diperhatikan, terutama bagi penderita diabetes mellitus (DM), karena
dapat menyebabkan lonjakan gula darah dengan cepat. Oleh karena itu, konsumsi
tape sebaiknya dalam jumlah kecil dan tidak berlebihan agar tetap aman bagi
kesehatan. Bagi yang belum pandai membuat tapi, kamu bisa ikuti langkah-langkah
di atas. Selamat mencoba ya! []