Oleh: Siti Hajar
Di usia yang sudah tidak lagi muda, beberapa
fungsi tubuh mulai terganggu. Penglihatan buram, mudah lelah, sulit tidur,
seringnya mengeluh sakit kepala, dan beberapa kali harus menemui dentis. Ada
satu kondisi tubuh yang perlu diwaspadai. Tubuh gemetar. Kadang seperti
vertigo, sakit kepala hebat, kadang seperti rasa lapar yang mendadak datang
dengan liar, dan menuntut dipenuhi seketika.
Apa sebenarnya yang terjadi saat tubuh
bergetar?
Bergetar bukan karena marah karena tetangga
menghidupkan musik terlalu keras dari pagi sampai malam, tapi kita hanya mampu
bertahan dan berdoa. Tidak berani menegur, takut hubungan pertetanggaan
merenggang dan akhirnya jadi bahan rumpian ibu-ibu di warung kelontong.
Bergetar ini juga tidak ada hubungannya dengan
rasa haru campur kecewa saat proposal utang ke teman atau saudara yang menurut
kita mampu, tapi memilih tak mengangkat telepon dan mengabaikan pesan WhatsApp.
Lebih bergetar lagi saat menagih utang yang sudah hitungan tahun, tapi justru
berasa seperti kita yang sedang pinjam.
Dan ini bukan pula getar yang muncul karena kesal
saat melihat menantu menghina anak kita seperti tidak pernah dididik dengan
baik. Bukan karena itu… eh, bisa jadi iya juga. Tapi mari kita fokus ke tubuh.
Berikut delapan hal yang bisa menyebabkan tubuh
benar-benar gemetar secara medis dan layak jadi alarm untuk tidak diabaikan:
1. Respons Emosional atau Psikologis
Tubuh bisa bergetar saat sedang stres berat,
panik, atau cemas. Ini bagian dari respons alami tubuh terhadap ancaman,
meskipun yang dihadapi hanya tumpukan cucian piring atau saldo rekening yang
makin menyedihkan.
2. Kedinginan
Saat suhu tubuh turun, otot-otot kita bergetar
untuk menghasilkan panas. Ini wajar, tapi jika terjadi terus-menerus meskipun
suhu lingkungan hangat, perlu diwaspadai.
3. Gula Darah Rendah (Hipoglikemia)
Tubuh akan gemetar sebagai sinyal bahwa otak
kekurangan energi. Biasanya disertai lemas, keringat dingin, dan pandangan
kabur. Kondisi ini umum terjadi pada penderita diabetes, atau yang belum makan
dalam waktu lama.
4. Kelelahan Otot dan Kekurangan
Elektrolit
Setelah aktivitas fisik berlebihan atau dehidrasi,
tubuh bisa bergetar karena otot kelelahan atau tubuh kekurangan mineral penting
seperti kalium dan magnesium.
5. Efek Samping Zat atau Obat
Terlalu banyak kafein, obat stimulan, atau bahkan
penghentian obat tertentu bisa memicu tremor. Kopi hitam terlalu sering juga
bisa jadi tersangka.
6. Masalah Neurologis
Gangguan seperti Parkinson atau tremor esensial
bisa menjadi penyebab utama getaran yang terjadi tanpa sebab yang jelas, dan
seringkali menetap.
7. Demam atau Infeksi
Saat demam tinggi, tubuh bisa menggigil sebagai
upaya mempertahankan suhu tubuh. Tapi bila terus terjadi setelah demam reda,
perlu ditelusuri lebih lanjut.
8. Hipertensi dan Gangguan Jantung
Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dapat
menyebabkan tubuh bergetar, terutama bila disertai sakit kepala hebat, jantung
berdebar, atau sensasi tidak stabil. Gangguan pada jantung seperti aritmia
(irama jantung tidak teratur) atau serangan jantung ringan juga bisa membuat
tubuh gemetar, terutama bila disertai rasa nyeri dada, sesak napas, atau pusing
mendadak. Getaran ini bukan sekadar fisik, tapi juga peringatan serius dari
tubuh.
Tubuh sering memberi kode sebelum benar-benar jatuh sakit. Kita hanya perlu lebih peka. Jangan-jangan selama ini kita terlalu sibuk mengabaikannya. Kadang kita kuat menanggung luka batin, tapi tubuh yang lemah memberi isyarat lebih jujur. Dengarkan baik-baik getaran itu. Bisa jadi, ia adalah suara lirih tubuh yang sedang minta tolong. []