Ragam Pesan Inspiratif dalam PAKARMARU 2025 Fakultas Pertanian USK

Oleh: Siti Hajar

Ada semacam energi berbeda yang terasa di lingungan Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala terutama di halaman depan Gedung ORMAWA Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala (USK) pada 15–16 Agustus 2025. Suara riuh tawa, yel-yel, dan tepuk tangan mahasiswa baru bercampur dengan aroma optimisme yang kental.

Sebanyak 786 mahasiswa baru yang lulus dan diterima di kampus hijau hadir dengan wajah penuh semangat, masing-masing membawa mimpi. Tidak hanya mimpi diri pribadi, tetapi juga mimpi orang tua, keluarga bahkan mimpi orang sekampung. Bagaimana nanti setelah menempuh pendidikan, mereka akan hadir kembali di tengah-tengah masyarakat sebagai seorang sarjana yang memiliki kompetensi mengubah kampug mereka menjadi lebih Makmur dan sejatera.

Tahun ini, PAKARMARU mengusung tema “Satukan Tekad, Tumbuhkan Bakat untuk Pertanian Hebat dan Bermartabat.” Tema ini terdengar sederhana, tapi memiliki makna yang dalam. Sambutannya, Ketua Panitia yang juga Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kemitraan, Dr. rer.hort. Indera Sakti Nasution, S.TP., M.Sc., mengingatkan bahwa “satukan tekad” berarti membangun komitmen sejak hari pertama: menjaga integritas, disiplin, kolaborasi, dan kerja keras. Sedangkan “tumbuhkan bakat” adalah pengakuan bahwa setiap mahasiswa membawa keunikan—ada yang unggul dalam sains, ada yang lihai berorganisasi, ada yang visioner dalam kepemimpinan, bahkan ada yang bercita-cita menjadi wirausahawan agritech.

Yang menarik, PAKARMARU kali ini tidak hanya bicara tentang mengenal kampus atau orientasi kegiatan mahasiswa. Ada pesan yang jauh lebih luas: pertanian hari ini adalah lintasan antara tradisi dan teknologi. Dr. Indera mengingatkan bahwa dunia pertanian kini berhadapan dengan isu-isu besar seperti perubahan iklim, degradasi lahan, dan disrupsi digital, namun di sisi lain menawarkan peluang emas lewat smart farming, bioteknologi, dan hilirisasi produk pertanian.

Dekan Fakultas Pertanian, Prof. Ir. Sugianto, M.Sc., Ph.D., membawa nada yang membakar semangat. Ia menegaskan visi fakultas untuk melangkah menuju kelas internasional. “Pertanian akan tetap menjadi tumpuan harapan dunia,” ujarnya, mengajak mahasiswa untuk tak hanya menguasai ilmu, tapi juga berani menjadi entrepreneur global. Namun, tidak lupa dengan ibadah kepada Allah sang pencipta langit dan bumi serta seluruh isinya.

Ia menyelipkan pesan klasik namun tak pernah lekang: peluang akan berpihak pada mereka yang belajar keras, menjaga integritas, dan tekun beribadah.

Namun, ada pula pesan penting yang menjadi sorotan tahun ini: hindari jebakan zaman. Mahasiswa baru diingatkan untuk tidak membiarkan hidupnya dikendalikan oleh layar gadget, game online, atau bahkan terjerumus ke dalam judi online yang merusak masa depan. Dunia digital memang membawa peluang, tapi jika salah digunakan, ia akan menjadi racun yang menggerogoti semangat belajar, mengaburkan visi, dan menghancurkan mimpi. “Kalian adalah generasi yang diharapkan mampu mengendalikan teknologi, bukan diperbudak olehnya,” tegas para pembicara.

Masa depan dunia, bangsa, tanah air, dan Aceh tercinta ada di tangan mereka. Mahasiswa pertanian harus kuat, tangguh, dan visioner. Di tengah kondisi pangan dunia yang fluktuatif, hanya tekad yang kokoh, inovasi ramah lingkungan, dan keselarasan dengan kearifan lokal yang akan membawa pertanian Indonesia menjadi pilar ketahanan bangsa.

Tak ketinggalan, kehadiran Ir. Cut Huzaimah, M.P., Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh sekaligus Ketua Ikatan Alumni (IKA) Fakultas Pertanian, menjadi suntikan motivasi. Pesannya singkat, tapi tepat sasaran: “Kunci kesuksesan adalah tidak pantang menyerah. Jadikan kelemahan sebagai tantangan untuk masa depan yang gemilang.”

Hari kedua PAKARMARU diisi dengan orientasi dan peuturi kampus oleh BEM dan DPM Fakultas Pertanian. Namun di balik agenda itu, ada hal yang tak tercatat di rundown: tumbuhnya rasa kekeluargaan, terbentuknya jejaring lintas prodi, dan munculnya kesadaran bahwa mereka semua kini berada di kapal yang sama—kapal bernama pertanian, yang sedang berlayar menuju masa depan Pertanian yang hebat dan bermartabat.

PAKARMARU bukan sekadar acara tahunan. Ia adalah pintu masuk menuju perjalanan panjang, di mana mahasiswa baru akan belajar bahwa pertanian tidak lagi sekadar “cangkul dan lahan,” melainkan sains, inovasi, bisnis, dan solusi untuk dunia yang terus berubah. Dari sinilah mereka memulai langkah, dari sini pula sejarah baru Fakultas Pertanian USK kembali ditulis—oleh generasi yang memilih untuk tidak hanyut dalam distraksi, tetapi berlayar teguh menuju perubahan.[]


Lebih baru Lebih lama