Oleh: Siti Hajar
Tidak ada yang lebih membuat gelisah seorang
mahasiswa selain ketika tiba waktunya membayar SPP, sementara uang di tangan
belum cukup. Bukan karena malas mencari jalan, tapi karena keadaan ekonomi
keluarga memang terbatas. Di saat seperti itu, rasa cemas sering kali bercampur
dengan malu. Takut dianggap tidak mampu, takut dikeluarkan dari daftar kuliah,
atau takut dipandang berbeda oleh teman-teman.
Namun sebenarnya, keadaan seperti ini tidak
berarti jalan buntu. Masih ada banyak cara yang bisa ditempuh, selama kita
berani membuka diri dan jujur menghadapi kenyataan.
1.
Berkomunikasi Dengan Pihak Kampus
Langkah pertama yang paling penting adalah berkomunikasi
dengan pihak kampus. Jangan menunggu sampai nama terhapus dari daftar
mahasiswa aktif. Temuilah bagian keuangan, akademik, atau kemahasiswaan.
Katakan dengan jujur bahwa kamu mengalami kesulitan sementara, bukan karena
kelalaian, tapi karena keterbatasan ekonomi orang tua. Kampus bukan tempat yang
menutup telinga — banyak institusi yang justru menghargai mahasiswa yang mau
berjuang dan berkomunikasi terbuka. Mereka bisa memberikan keringanan,
penundaan pembayaran, atau kesempatan mencicil.
2.
Mencari Informasi Tentang Beasiswa Atau Bantuan Pendidikan
Selain itu, jangan lupa untuk mencari informasi
tentang beasiswa atau bantuan pendidikan. Pemerintah, lembaga swasta,
hingga yayasan alumni banyak menyediakan program beasiswa untuk mahasiswa
berprestasi namun kurang mampu. Kadang yang dibutuhkan hanya keberanian untuk
mengajukan diri dan melengkapi berkas — seperti surat keterangan tidak mampu
dari kelurahan, slip gaji orang tua, atau bukti sederhana kondisi ekonomi
keluarga.
3.
Meminta Tolong Kepada Keluarga Sendiri
Di luar bantuan formal, ada hal lain yang sering
kita abaikan: meminta tolong kepada keluarga sendiri. Tidak ada salahnya
menghubungi paman dari pihak ayah atau ibu, sepupu, atau kerabat lain yang
mungkin mampu membantu sementara. Buanglah gengsi dan rasa malu, karena
menolong untuk pendidikan bukan aib. Justru di sanalah bentuk kasih sayang
keluarga diuji. Kamu bisa berjanji, jika nanti sudah ada kemudahan, kamu akan
menggantikan dan membalas bantuan itu dengan cara yang lebih baik. Kadang,
bantuan kecil dari keluarga adalah jembatan penyelamat di saat genting.
4.
Mencari Penghasilan Tambahan Tanpa Mengganggu Kuliah
Jika keadaan memaksa, kamu juga bisa mencari
penghasilan tambahan tanpa mengganggu kuliah. Banyak pekerjaan ringan yang
bisa dilakukan mahasiswa: menjadi asisten dosen, membantu di laboratorium,
menjadi admin media sosial, menulis lepas, atau bahkan menjual makanan ringan
di kampus. Jangan pandang remeh usaha kecil — dari sanalah mental tangguh dan
rasa tanggung jawab terasah. Kamu juga
bisa menawarkan diri menjadi pramusaji di kantin kampus. Melakukan ini saat
kamu berada di jam kosong.
5.
Tetaplah Menjaga Semangat Belajar
Dan di tengah semua perjuangan itu, tetaplah
menjaga semangat belajar. Mungkin jalanmu tidak semulus teman-teman lain,
tapi setiap langkah yang kamu tempuh dengan kerja keras akan menjadi cerita
yang kelak kamu kenang dengan bangga. Kamu tidak sendirian. Banyak orang besar
yang dulunya juga pernah menahan tangis di depan meja keuangan kampus, memohon
waktu sedikit lebih lama untuk melunasi tagihan.
Jadi, saat kamu terkendala belum bisa bayar SPP,
jangan menyerah. Komunikasikan dengan pihak kampus, cari bantuan, minta tolong
keluarga, dan teruslah berjuang dengan kepala tegak. Karena kelulusan yang
diperoleh dari perjuangan seperti itu — bukan hanya tentang selembar ijazah,
tapi tentang keteguhan hati yang sudah ditempa oleh kesulitan. Bagi kamu sedang
mengalami ini makin dekat diri dengan Allah. Insyaallah Allah bantu. Be Succes
dengan jalan yang kamu pilih. Ingat menjadi sarjana bukan hanya mimpimu, tetapi
juga mimpi kedua orang tua, keluarga dan orang sekampungmu. []
