Rambut dan Kuku, Indikator Tubuh Sehat atau Sebaliknya

Oleh: Siti Hajar

Pernahkah memperhatikan rambut yang tiba-tiba rontok lebih banyak dari biasanya? Atau kuku yang berubah warna, mudah patah, bahkan muncul garis-garis aneh? Banyak orang menganggap perubahan kecil pada rambut dan kuku itu hal biasa. Padahal, tanpa disadari, tubuh sedang berusaha berbicara.

Rambut dan kuku, meski sering dianggap bagian “luar” saja, ternyata menyimpan banyak petunjuk tentang kondisi tubuh secara keseluruhan. Mereka bisa menjadi indikator awal adanya ketidakseimbangan nutrisi, stres, atau bahkan penyakit dalam yang sedang berkembang.

Mari mulai dari rambut. Rontok sedikit saat menyisir mungkin normal, tapi ketika jumlahnya terasa berlebihan, bisa jadi tubuh sedang kekurangan zat besi, protein, atau vitamin tertentu seperti B12. Bahkan, stres berkepanjangan pun bisa membuat rambut rontok dalam jumlah besar. Folikel rambut sangat sensitif terhadap perubahan hormonal dan emosi—jadi jangan heran jika masa-masa penuh tekanan membuat rambut ikut merespons.

Rambut yang sangat kering, mudah patah, dan tampak kusam bisa menjadi tanda tubuh kekurangan lemak sehat seperti omega-3, atau mungkin karena dehidrasi. Di sinilah pentingnya memperhatikan apa yang masuk ke dalam tubuh, bukan sekadar produk perawatan luar. Makanan bergizi dan hidrasi cukup punya pengaruh besar terhadap kilau alami rambut.

Lalu, bagaimana dengan kuku?

Kuku yang sehat umumnya tampak cerah, kuat, dan tidak mudah patah. Jika kuku terlihat pucat, bisa jadi ada masalah anemia. Warna kebiruan menandakan kurangnya oksigen dalam darah, bisa karena gangguan pernapasan atau sirkulasi. Kadang juga muncul garis melintang di kuku, dikenal sebagai Beau’s lines, biasanya muncul setelah tubuh mengalami gangguan serius seperti infeksi berat, demam tinggi, atau stres ekstrem.

Kuku yang rapuh, mudah patah, atau terkelupas bisa disebabkan oleh kekurangan biotin (vitamin B7). Selain faktor nutrisi, terlalu sering terkena sabun, deterjen, atau bahan kimia keras tanpa perlindungan juga dapat merusak struktur kuku.

Lalu, apa yang bisa dilakukan?

Hal pertama yang perlu dilakukan adalah lebih peka terhadap sinyal tubuh. Jangan abaikan perubahan kecil pada rambut dan kuku. Perbaiki pola makan: tambahkan sayur, buah, kacang-kacangan, ikan, dan air putih dalam jumlah cukup. Hindari diet ekstrem yang memotong seluruh kelompok nutrisi penting. Istirahat cukup dan kelola stres juga tidak kalah penting.

Jika perubahan tetap terjadi atau semakin parah, sebaiknya periksakan diri ke dokter atau lakukan pemeriksaan darah. Rambut dan kuku memang tidak bisa berbicara, tapi mereka tahu caranya memberi tahu.

Menjaga kesehatan bukan hanya soal menghindari rasa sakit, tapi juga memahami pesan-pesan kecil dari tubuh sebelum semuanya terlambat. Dan sering kali, pesan itu terselip di balik helaian rambut dan ujung kuku yang tampak diam—namun penuh arti. []

Lebih baru Lebih lama