8 Alasan Sakit Pinggang, Dari Dehidrasi, Kelebihan Berat Badan hingga Psikosomatis



Oleh: Siti Hajar

Pernah nggak sih, kamu bangun tidur lalu heran kenapa pinggang dan punggung rasanya nyeri semua? Kemarin rasanya baik-baik saja, cuma agak kurang minum dan banyak duduk. Tapi pagi ini, bukan cuma pinggang yang berteriak, punggung, bahu, bahkan sampai pangkal lengan dan paha ikut-ikutan nyut-nyutan. Tenang, kamu nggak sendiri.

Sakit pinggang memang sering datang diam-diam, tanpa undangan. Tapi sebenarnya, tubuh kita selalu memberi tanda. Dan ternyata, ada setidaknya 8 alasan masuk akal kenapa kamu bisa merasa sakit pinggang. Yuk, kita bahas satu-satu — biar kamu bisa lebih peka dengan tubuh sendiri.

1. Dehidrasi alias Kurang Minum

Mungkin terdengar sepele, tapi ginjal yang dehidrasi bisa memberikan sinyal lewat nyeri pinggang. Ginjal terletak di sisi kanan dan kiri bagian belakang perut, jadi kalau kamu kurang minum, tubuh bisa merespons dengan rasa tidak nyaman di area pinggang.

2. Posisi Tidur atau Duduk yang Salah

Pernah tidur di kasur terlalu empuk atau duduk lama di kursi tanpa sandaran punggung? Posisi tubuh yang tidak ergonomis saat tidur atau kerja bisa menekan otot dan sendi punggung bawah, menyebabkan rasa nyeri saat bangun atau berdiri lama.

3. Tegangan Otot karena Aktivitas Fisik Mendadak

Ngangkat galon air, gotong belanjaan berat, atau tiba-tiba olahraga berat setelah lama nggak gerak? Otot-otot punggung dan pinggang bisa tegang dan kelelahan, apalagi kalau tanpa pemanasan.

4. Saraf Terjepit (HNP – Hernia Nukleus Pulposus)

Kalau nyeri pinggang menjalar sampai ke kaki, terasa kesemutan, atau bahkan membuat kaki lemah, kemungkinan besar kamu mengalami jepitan saraf tulang belakang. Ini butuh pemeriksaan medis lebih lanjut.

5. Batu atau Infeksi Ginjal

Sakit pinggang yang disertai nyeri saat buang air kecil, demam, atau mual bisa jadi pertanda ada batu ginjal atau infeksi saluran kemih. Ini bukan masalah otot, tapi organ dalam yang perlu perhatian medis segera.

6. Kurang Gerak dan Terlalu Lama Duduk

Tubuh kita tidak dirancang untuk duduk seharian. Duduk terlalu lama membuat otot-otot pinggang dan punggung bawah menjadi kaku, apalagi tanpa jeda untuk meregangkan badan.

7. Berat Badan Berlebih

Semakin berat beban yang ditopang tulang belakang, semakin besar risiko terjadi pergeseran sendi dan tekanan pada otot-otot pinggang. Ini salah satu penyebab nyeri kronis yang sering tak disadari.

8. Stres dan Ketegangan Emosional

Percaya atau tidak, stres bisa membuat otot-otot menegang tanpa kamu sadari. Termasuk otot punggung, leher, dan pinggang. Kalau pikiranmu berat, tubuhmu bisa ikut berat juga rasanya.

Karena tubuh selalu punya cara untuk bicara, tinggal kita mau dengar atau terus mengabaikan.

8. Stres dan Ketegangan Emosional (Psikosomatis)

Percaya atau tidak, beban pikiran bisa berubah jadi beban fisik. Stres yang terus menumpuk, kecemasan berlebih, atau rasa tertekan secara emosional bisa menyebabkan otot-otot tubuh—termasuk bagian pinggang, punggung, leher, dan bahu—menegang secara refleks. Ini bukan hanya ‘rasa pegal biasa’, tapi bisa berkembang menjadi nyeri kronis yang sulit dijelaskan secara medis.

Kondisi ini disebut sebagai psikosomatis, yaitu keluhan fisik yang muncul akibat gangguan psikologis. Orang yang mengalami psikosomatis biasanya merasa tubuhnya sakit, padahal hasil pemeriksaan medis seringkali tidak menunjukkan kelainan organik. Salah satu bentuk psikosomatis yang paling umum adalah nyeri otot, termasuk sakit pinggang, yang tidak kunjung membaik meskipun sudah beristirahat atau minum obat.

Apakah ini berarti “cuma di kepala”? Sama sekali tidak. Nyeri itu nyata. Hanya saja, penyebab utamanya berasal dari interaksi kompleks antara pikiran, emosi, dan tubuh. Maka, selain menjaga pola hidup sehat, penting juga untuk merawat pikiran: cukup istirahat, belajar relaksasi, bercerita pada orang yang dipercaya, atau bahkan konsultasi ke psikolog jika perlu.

Sakit pinggang mungkin terasa sepele di awal—seperti pegal setelah duduk terlalu lama atau tidur miring semalaman. Tapi di balik rasa nyeri itu, tubuh sebenarnya sedang memberi sinyal. Bisa karena dehidrasi, postur yang salah, saraf yang terjepit, sampai tekanan batin yang diam-diam menumpuk.

Kita sering terlalu sibuk menyelesaikan pekerjaan, memenuhi harapan orang lain, atau bahkan mengejar target pribadi—hingga lupa bahwa tubuh pun punya batas. Ia tak akan marah, tapi ia bisa lelah. Dan lelah itu sering ia sampaikan lewat rasa sakit.

Maka, sebelum nyeri jadi kronis, sebelum pegal berubah jadi kelumpuhan, berhentilah sejenak. Dengarkan tubuhmu. Rawat dengan air yang cukup, gerakan yang lembut, tidur yang benar, dan pikiran yang damai. Karena tubuh yang sehat adalah rumah yang nyaman untuk jiwa kita tinggal. []

 

Lebih baru Lebih lama