Oleh: Siti Hajar
Sewaktu kecil, kita sering diminta berhenti menangis. Saat terjatuh, orang
dewasa cepat-cepat berkata, “Ayo bangun, jangan menangis!” Niatnya baik—agar
kita tumbuh menjadi anak yang kuat. Tapi lama-lama, banyak dari kita belajar
untuk menahan air mata, bahkan ketika hati terasa berat. Menangis jadi identik dengan
kelemahan, sesuatu yang harus disembunyikan.
Padahal, menangis bukanlah tanda lemah. Menangis adalah bentuk paling jujur
dari keberanian untuk merasa. Tubuh dan jiwa kita butuh ruang untuk melepas
beban, dan menangis adalah salah satu cara yang alamiah untuk itu.
Berikut ini 9 mengapa kita boleh menangis yang perlu diingat oleh siapa
saja, dari anak-anak hingga orang tua dan lansia—agar kita belajar kembali
menerima air mata dengan kasih, bukan penghakiman.
1. Menangis adalah mekanisme
tubuh untuk merespons kegundahan.
Saat kamu merasa gelisah, sedih,
marah, atau kecewa, menangis membantu otak dan tubuh melepas ketegangan. Ini bukan kelemahan, tapi sistem alami
penyembuhan diri.
2. Menangis bukan hanya untuk anak kecil.
Kita mungkin tumbuh dengan anggapan bahwa orang dewasa harus kuat dan tahan air mata. Tapi faktanya, remaja, orang tua, bahkan lansia tetap butuh menangis. Semua usia punya hak yang sama untuk merasa dan mengekspresikannya.
3. Lansia cenderung lebih sensitif secara emosional, dan itu wajar.
Bertambahnya usia membuat seseorang lebih mudah merasa haru, sepi, atau tersentuh. Sistem hormonal dan emosional lansia juga berubah. Tangisan pada lansia bukan kelemahan, melainkan tanda bahwa mereka masih sangat hidup secara batin.
4. Air mata emosional membantu membuang hormon stres.
Tangisan karena emosi mengandung kortisol, hormon stres yang bisa
dilepaskan melalui air mata. Inilah sebabnya kita sering merasa lebih lega
setelah menangis. Setelah lelah menangis, mata bengkak setelah itu tertidur
nyenyak.
5. Menangis membantu menenangkan sistem saraf.
Menangis mengaktifkan sistem parasimpatis yang membuat tubuh menjadi lebih
rileks dan damai. Tangisan bisa menjadi bentuk pelukan dari dalam.
6. Menangis membuka pintu empati dan kedekatan.
Tangisan bisa mengundang kehadiran orang lain. Sering kali, saat kita
menangis, seseorang akan datang dan berkata, “Aku di sini.” Tangisan adalah
jembatan dari hati ke hati. Namun, jangan ini dijadikan senjata ya!
7. Tidak ada cara menangis yang salah.
Ada yang menangis sendiri di kamar, ada yang menangis sambil dipeluk.
Semuanya valid. Setiap air mata punya cerita dan nilainya sendiri.
8. Menangis bisa jadi awal dari pemulihan.
Setelah air mata, sering muncul
kelegaan. Seperti badai yang reda,
menangis bisa menjadi titik mula untuk mulai menyusun ulang kekuatan diri.
9. Berani menangis adalah bentuk kekuatan.
Butuh keberanian untuk mengakui bahwa hati sedang lelah. Menangis bukan
berarti menyerah—tapi mengizinkan diri beristirahat sebentar sebelum kembali
melangkah.
Jadi jika suatu hari kamu ingin menangis, menangislah. Bukan karena kamu
lemah, tapi karena kamu manusia. Dan itu sudah lebih dari cukup. Menangis
boleh, kok! []