Bukan Demensia Karena Tua, Tapi Mungkin Kurang Minum

Oleh: Siti Hajar

Tahukah kamu? Dalam tubuh manusia yang menua, air bukan sekadar pelepas dahaga. Ia adalah penjaga kesadaran, penuntun ingatan, dan penenang pikiran. Tanpa cukup air, otak bisa salah paham.

Sudah lebih dari seminggu Ibu Nur sering kebingungan. Kadang ia lupa nama cucunya sendiri, padahal baru saja bermain bersamanya pagi tadi. Kadang ia berdiri lama di depan kulkas yang terbuka, tidak tahu sedang mencari apa. Anak-anaknya mulai khawatir. “Jangan-jangan ini awal demensia...” kata mereka, pelan-pelan mencari informasi tentang panti jompo dan pengobatan Alzheimer.

Tapi dokter berkata lain.

“Ibu Nur dehidrasi,” ujarnya tenang. “Ini bukan demensia. Ini delirium karena tubuhnya kekurangan cairan. Coba pastikan beliau cukup minum.”

Semua terdiam. Tidak menyangka masalah yang tampak besar dan menakutkan itu bisa berakar dari sesuatu yang... begitu sederhana.

Dehidrasi: Hal Kecil yang Sering Diabaikan

Pada usia muda, haus adalah alarm alami. Tapi ketika usia menua, alarm itu menjadi tumpul. Lansia sering tak merasa haus, bahkan ketika tubuh mereka sangat kekurangan cairan. Mereka pun mengurangi minum karena takut sering ke kamar mandi, atau malas terbangun malam-malam.

Mereka tidak tahu, bahwa yang hilang bukan hanya air. Tapi juga kewaspadaan, orientasi, dan kadang—ingatan.

Dehidrasi pada lansia bisa menimbulkan gejala mirip demensia:

  • Linglung mendadak
  • Lupa waktu, tempat, atau nama
  • Bicara kacau
  • Mudah marah atau mengigau
  • Terlihat seperti "melamun kosong"

Dan lebih mengkhawatirkan, semuanya bisa terjadi hanya dalam hitungan hari setelah tubuh kekurangan cairan.

Lebih Bahaya dari Bolak-balik Kamar Mandi

Banyak manula enggan minum air karena alasan klasik: takut sering buang air kecil. Lelah berjalan ke toilet, takut licin, atau tidak ingin terganggu tidur malamnya. Tapi, mereka tidak sadar, bahwa bolak-balik ke kamar mandi adalah harga kecil dibandingkan kehilangan kesadaran, atau bahkan identitas diri.

Apalah artinya harus ke toilet empat kali semalam, dibandingkan harus duduk di ruang IGD dengan infus terpasang karena tak lagi mengenali anak sendiri?

Ingat, otak manusia 75% terdiri dari air. Ketika air hilang, kejelasan berpikir pun ikut memudar.

Kisah Nyata yang Terulang di Banyak Rumah

Kisah Ibu Nur bukan cerita tunggal. Di banyak rumah, banyak rumah sakit, banyak lansia mengalami hal yang sama: kebingungan yang disangka pikun, padahal hanya dehidrasi.

Dan ajaibnya, hanya dalam sehari dua hari setelah diberi cairan yang cukup, mereka kembali seperti sedia kala. Menyapa nama cucu dengan benar. Tahu tanggal dan waktu. Tahu bahwa mereka masih bisa diandalkan, selama tubuh mereka tidak dibiarkan kering.

Peringatan Lembut Bagi Manula Tercinta

Untuk semua eyang, ibu, ayah, dan orang-orang terkasih yang menua bersama kita: Jangan tunggu haus untuk minum. Minumlah secara teratur, meskipun sedikit-sedikit. Gunakan botol dengan tanda waktu jika perlu.Jangan takut sering ke kamar mandi — tubuh yang aktif buang air artinya ginjal bekerja, artinya kamu masih sehat.

Karena hilang ingatan, walau hanya sesaat, jauh lebih berat daripada sekadar kelelahan berjalan beberapa langkah.

Dan untuk Keluarga Mereka...

Jika orang tua kita tampak bingung, berubah kepribadian, atau tampak "bukan diri mereka sendiri", jangan langsung panik. Jangan langsung menyebutnya pikun atau demensia.

Cek dulu: apakah mereka cukup minum hari ini?

Kadang jawaban dari masalah rumit adalah sesuatu yang sangat sederhana. Seperti segelas air, yang diberikan dengan penuh cinta kepada orang-orang terkasih. []

Lebih baru Lebih lama