Oleh: Siti Hajar
Perang di Palestina belum juga usai. Setiap hari
dunia disuguhi kabar yang membuat dada sesak—reruntuhan, tangisan, dan jenazah.
Tak terhitung lagi jumlah korban, dan yang paling menyayat hati: banyak di
antaranya adalah perempuan dan anak-anak. Mereka kehilangan keluarga, tempat
tinggal, bahkan akses pada kebutuhan paling dasar untuk bertahan hidup.
Hari ini, Israel kembali menutup jalur bantuan
internasional. Tidak ada makanan yang bisa masuk. Tidak ada air bersih, tidak
ada obat-obatan. Sementara itu, dunia hanya bisa menonton dengan frustrasi.
Kekuasaan politik dan keputusan global tak kunjung memberi ruang untuk
kemanusiaan.
Namun, di tengah semua kebuntuan itu, ada
orang-orang di berbagai penjuru dunia yang melakukan sesuatu yang nyaris tak
terduga. Mereka mengisi botol dengan makanan ringan, surat-surat harapan, dan
doa-doa tulus. Lalu mereka melemparkannya ke laut—menitipkan rasa peduli mereka
pada ombak, berharap walau tak pasti, agar pesan itu mengalir ke pantai Gaza.
Apa yang mereka lakukan hari ini banyak
ditayangkan di media sosial, namun lagi-lagi jika kamu tidak pernah membaca
atau mengklik berita tentang derita Palestina, tentang ini tidak akan pernah muncul
di FYP kalian. Namun, percayalah, gerakan kecil itu—mengisi, menutup, dan
melempar—adalah bentuk cinta yang tak bisa diukur oleh logika. Itu adalah aksi
nyata bahwa mereka tidak menoleh ke arah lain saat penderitaan berlangsung.
Yang luar biasa, tidak sedikit di antara mereka
yang bahkan bukan Muslim. Tapi mereka memahami bahwa yang sedang terjadi bukan
sekadar isu agama—ini adalah soal kemanusiaan. Tentang nyawa yang dihancurkan,
tentang anak-anak yang kehilangan masa depan, tentang perempuan yang berjuang
di tengah kehancuran.
Gerakan melempar botol ke laut ini bukan sekadar
simbol. Ia adalah bukti bahwa masih ada hati yang hidup, bahwa dunia belum
seluruhnya tumpul rasa. Dan insya Allah, setiap niat baik yang dikirimkan dalam
botol-botol itu tidak sia-sia. Allah Maha Melihat. Ia tahu betapa besar nilai
sebuah langkah kecil yang dilakukan dengan kasih sayang dan keberanian.
Semoga Allah memberi kekuatan bagi rakyat Palestina. Semoga mereka yang mengulurkan tangan dengan cara apapun—meski lewat ombak dan pesan sederhana—mendapat balasan yang tak terhingga. Dan semoga kita semua belajar, bahwa kepedulian tak harus menunggu besar atau sempurna. Ia hanya perlu jujur, dan bergerak.[]