Oleh: Siti
Hajar
Tidak semua anak
tumbuh dalam rumah yang penuh tawa dan kelembutan. Ada yang sehari-harinya
justru terbiasa mendengar nada tinggi, omelan panjang, atau bahkan kemarahan
yang meledak-ledak. Mungkin ibumu cerewet dan cepat naik pitam, atau ayahmu
keras dan kejam. Bisa juga keduanya sama-sama pemarah. Hal ini tentu bukan
pilihanmu. Kita semua tidak pernah bisa memilih untuk dilahirkan dari orang tua
yang seperti apa.
Mengapa ada
orang tua yang pemarah? Ada banyak sebabnya. Bisa jadi mereka membawa luka dari
masa kecilnya, dididik dengan cara keras, lalu tanpa sadar meneruskan pola yang
sama kepada anak-anaknya. Ada pula yang terbebani oleh masalah hidup: tekanan
ekonomi, pekerjaan yang melelahkan, rumah tangga yang rumit, atau kesehatan
mental yang tidak stabil. Semua itu menumpuk hingga mereka melampiaskannya
dalam bentuk marah.
Namun, meskipun
kamu tidak bisa memilih orang tua seperti apa yang kamu miliki, kamu tetap bisa
memilih bagaimana caramu menghadapi mereka. Marahnya orang tua memang
menyakitkan, tapi bukan berarti kamu harus ikut hancur di dalamnya. Ada banyak
trik sederhana hingga mendalam yang bisa kamu coba, agar tetap bisa menjaga
dirimu sekaligus merawat hubungan dengan mereka.
Berikut 10 trik
yang bisa kamu lakukan saat menghadapi orang tua yang pemarah:
- Tetap Diam dan Dengarkan. Saat orang tua
mulai marah, jangan buru-buru membela diri. Diam sejenak dan dengarkan,
karena kadang mereka hanya butuh meluapkan emosi.
- Gunakan Bahasa Tubuh yang Tenang. Menunduk
sedikit, tidak menyilangkan tangan, atau sekadar mengangguk bisa membuat
mereka merasa didengarkan dan lebih cepat reda.
- Gunakan Kata-Kata Lembut. Jawab dengan
kalimat pendek seperti “Iya, saya paham, Bu/Pak”. Jangan menambah
kalimat yang bisa memicu perdebatan.
- Alihkan Perhatian. Setelah reda sedikit,
coba ubah suasana dengan menyajikan teh, membantu pekerjaan rumah, atau
membuka topik yang ringan.
- Pilih Waktu Bicara yang Tepat. Jika perlu
menjelaskan posisi kita, tunggu sampai suasana benar-benar tenang. Baru
sampaikan secara singkat dan jelas.
- Pahami Sumber Kemarahan. Sering kali marah
mereka bukan karena kita saja, tapi karena faktor kelelahan, stres, atau
masalah lain. Dengan memahami akar masalah, kita bisa lebih sabar dan
tidak ikut terbakar.
- Belajar Mengatur Emosi Diri. Jangan terbawa
suasana. Tarik napas dalam, tenangkan diri, lalu putuskan apakah perlu
menanggapi sekarang atau menunda.
- Jaga Batas Diri. Kalau kemarahan sudah
berlebihan, tidak apa-apa mundur sejenak. Beri ruang bagi diri sendiri
agar tidak ikut tersakiti secara emosional.
- Bangun Komunikasi Jangka Panjang. Carilah
waktu yang hangat di luar momen marah untuk membangun kedekatan. Dengan
hubungan yang lebih sehat, intensitas marah biasanya berkurang.
- Doakan Mereka dengan Tulus. Ini adalah
langkah terdalam. Meski tidak langsung terlihat, doa yang tulus bisa
meluluhkan hati orang tua dan sekaligus menenangkan jiwa kita sendiri.
Buat kamu yang memiliki orang tua marah-marah, tenang kamu tidak sendiri, aku juga pernah mengalami
kehidupan dengan orang tua yang suka marah-marah. Di balik itu tentu aku dan
kamu setuju, begitulah cara mereka mendidik dan menyayangi kita. Namun, jika
sudah ini sudah ke arah pemukulan fisik. Cerita ke orang terdekat atau lapor polisi. []