10 Trik Menghadapi Orang Tua yang Pemarah

 

Oleh: Siti Hajar

Tidak semua anak tumbuh dalam rumah yang penuh tawa dan kelembutan. Ada yang sehari-harinya justru terbiasa mendengar nada tinggi, omelan panjang, atau bahkan kemarahan yang meledak-ledak. Mungkin ibumu cerewet dan cepat naik pitam, atau ayahmu keras dan kejam. Bisa juga keduanya sama-sama pemarah. Hal ini tentu bukan pilihanmu. Kita semua tidak pernah bisa memilih untuk dilahirkan dari orang tua yang seperti apa.

Mengapa ada orang tua yang pemarah? Ada banyak sebabnya. Bisa jadi mereka membawa luka dari masa kecilnya, dididik dengan cara keras, lalu tanpa sadar meneruskan pola yang sama kepada anak-anaknya. Ada pula yang terbebani oleh masalah hidup: tekanan ekonomi, pekerjaan yang melelahkan, rumah tangga yang rumit, atau kesehatan mental yang tidak stabil. Semua itu menumpuk hingga mereka melampiaskannya dalam bentuk marah.

Namun, meskipun kamu tidak bisa memilih orang tua seperti apa yang kamu miliki, kamu tetap bisa memilih bagaimana caramu menghadapi mereka. Marahnya orang tua memang menyakitkan, tapi bukan berarti kamu harus ikut hancur di dalamnya. Ada banyak trik sederhana hingga mendalam yang bisa kamu coba, agar tetap bisa menjaga dirimu sekaligus merawat hubungan dengan mereka.

Berikut 10 trik yang bisa kamu lakukan saat menghadapi orang tua yang pemarah:

  1. Tetap Diam dan Dengarkan. Saat orang tua mulai marah, jangan buru-buru membela diri. Diam sejenak dan dengarkan, karena kadang mereka hanya butuh meluapkan emosi.
  2. Gunakan Bahasa Tubuh yang Tenang. Menunduk sedikit, tidak menyilangkan tangan, atau sekadar mengangguk bisa membuat mereka merasa didengarkan dan lebih cepat reda.
  3. Gunakan Kata-Kata Lembut. Jawab dengan kalimat pendek seperti “Iya, saya paham, Bu/Pak”. Jangan menambah kalimat yang bisa memicu perdebatan.
  4. Alihkan Perhatian. Setelah reda sedikit, coba ubah suasana dengan menyajikan teh, membantu pekerjaan rumah, atau membuka topik yang ringan.
  5. Pilih Waktu Bicara yang Tepat. Jika perlu menjelaskan posisi kita, tunggu sampai suasana benar-benar tenang. Baru sampaikan secara singkat dan jelas.
  6. Pahami Sumber Kemarahan. Sering kali marah mereka bukan karena kita saja, tapi karena faktor kelelahan, stres, atau masalah lain. Dengan memahami akar masalah, kita bisa lebih sabar dan tidak ikut terbakar.
  7. Belajar Mengatur Emosi Diri. Jangan terbawa suasana. Tarik napas dalam, tenangkan diri, lalu putuskan apakah perlu menanggapi sekarang atau menunda.
  8. Jaga Batas Diri. Kalau kemarahan sudah berlebihan, tidak apa-apa mundur sejenak. Beri ruang bagi diri sendiri agar tidak ikut tersakiti secara emosional.
  9. Bangun Komunikasi Jangka Panjang. Carilah waktu yang hangat di luar momen marah untuk membangun kedekatan. Dengan hubungan yang lebih sehat, intensitas marah biasanya berkurang.
  10. Doakan Mereka dengan Tulus. Ini adalah langkah terdalam. Meski tidak langsung terlihat, doa yang tulus bisa meluluhkan hati orang tua dan sekaligus menenangkan jiwa kita sendiri.

Buat kamu yang memiliki orang tua marah-marah, tenang kamu tidak sendiri, aku juga pernah mengalami kehidupan dengan orang tua yang suka marah-marah. Di balik itu tentu aku dan kamu setuju, begitulah cara mereka mendidik dan menyayangi kita. Namun, jika sudah ini sudah ke arah pemukulan fisik. Cerita ke orang terdekat atau lapor polisi. []

Lebih baru Lebih lama