Oleh: Siti Hajar
Jujur saja, sebagai orang tua aku sering resah melihat Dara, gadis kecilku yang kini mulai beranjak remaja, sudah akrab dengan lip tint. Rasanya baru kemarin aku mengenal lipstik ketika kuliah, sementara Dara sudah menghabiskan satu botol lip tint setiap bulan. Aku jadi teringat masa kecil dulu, di rumah hanya ada bedak putih, pelembap, lipstik, dan parfum sederhana milik kakak-kakakku. Tidak banyak macamnya. Sementara sekarang, anak-anak seusia Dara sudah punya skincare lebih dari lima macam di meja riasnya.
Aku tidak melarang anakku mencoba
lip tint, tapi ada batas yang ingin kutegakkan. Ke sekolah, misalnya, aku tetap
melarangnya memakai lipstik atau lip tint. Menurutku mereka belum waktunya,
apalagi kulit remaja masih sehat alami tanpa perlu diribetkan dengan banyak
skincare. Namun aku membebaskan Dara pada hari Sabtu dan Ahad saat dia enggak ke sekolah. Tapi baiklah, mari kita bahas khusus lip tint yang begitu digandrungi
remaja.
Dari Korea ke Indonesia: Jejak Lip
Tint
Lip tint bukanlah barang lama.
Produk ini pertama kali populer lewat tren K-Beauty dari Korea Selatan.
Artis-artis drama dan K-Pop sering tampil dengan bibir yang segar, natural,
seakan tidak memakai banyak make-up. Gaya bibir gradasi atau ombré, yang bagian
dalamnya lebih pekat sementara luarnya lembut, menjadi tren yang cepat menyebar.
Tidak heran, banyak remaja di
Indonesia kemudian ikut-ikutan. Media sosial pun ikut mempercepat tren ini.
Dara dan teman-temannya kini lebih mengenal lip tint dibanding lipstik biasa.
Lip tint hadir dengan warna-warna cerah, tekstur ringan, bahkan aroma manis
yang membuatnya makin disukai.
Apa Itu Lip Tint dan Apa Isinya?
Lip tint adalah pewarna bibir
berbasis cair atau gel yang meninggalkan stain atau noda warna di bibir.
Berbeda dengan lipstik padat yang tebal, lip tint terasa lebih ringan dan
tampak alami.
Namun, di balik kepraktisannya, ada
hal-hal yang perlu diperhatikan. Lip tint biasanya mengandung pigmen warna,
air, alkohol, dan pewangi. Kandungan alkohol bisa membuat bibir cepat kering,
sementara parfum tertentu bisa memicu alergi. Untungnya, banyak juga lip tint
yang ditambah bahan pelembap seperti glycerin atau minyak alami untuk
mengurangi efek tersebut.
Jadi, meski lip tint aman dipakai
sehari-hari, tetap ada risiko bila penggunaannya berlebihan atau tanpa
perawatan. Bibir bisa menghitam, kering, bahkan pecah-pecah jika tidak dijaga
kelembapannya.
Tips Aman untuk Remaja Pecinta Lip
Tint
Aku tahu, melarang Dara sepenuhnya
tidak akan berhasil. Maka yang bisa kulakukan adalah membekalinya dengan cara
aman. Aku selalu berpesan padanya:
- Gunakan
lip balm dulu
sebelum lip tint, agar bibir tidak kering.
- Pilih
lip tint yang sudah terdaftar BPOM dan minim alkohol serta parfum.
- Jangan
pakai ke sekolah,
cukup untuk acara di luar jam belajar.
- Bersihkan
sebelum tidur
dengan makeup remover atau minyak alami.
- Minum
banyak air putih
agar kelembapan bibir terjaga dari dalam.
Waktu kecil Dara sering bilang
cantik itu di sini (sambil menunjuk hatinya). Benar saja karena aku ingin Dara
paham bahwa kecantikan bukan hanya soal bibir merah merona. Cantik itu juga
soal hati yang lembut, pikiran yang sehat, dan rasa percaya diri yang tumbuh
dari dalam. Lip tint hanyalah warna, sementara dirinya sendiri adalah cahaya.
Sehat dan terus bertumbuh Daraku. []