Mengenal Jerawat dan Teman-temannya


Sumber foto: republika.co.id

Oleh: Siti Hajar

Ada kalanya kita merasa kulit seperti punya rahasia sendiri. Pagi-pagi bercermin, tiba-tiba ada jerawat kecil nongol di dagu. Kadang bukan jerawat, melainkan bisul yang bikin perih, bintilan yang entah datang dari mana, atau benjolan yang membuat kita bertanya-tanya. Kita sering kesal, menganggapnya gangguan kecil yang merusak penampilan, padahal sebenarnya tubuh sedang berusaha bicara.

Kulit adalah cermin yang jujur. Ia menceritakan apa yang sedang terjadi di dalam tubuh, termasuk soal hormon, daya tahan, dan gaya hidup kita. Jerawat misalnya, seringkali muncul ketika hormon androgen sedang naik. Saat itu, kelenjar minyak di kulit menjadi lebih aktif dan menghasilkan sebum berlebih. Minyak ini bisa menyumbat pori, dan begitu bakteri ikut bermain, terjadilah peradangan yang memerah, bahkan bernanah. Tidak heran kalau jerawat sering muncul saat pubertas, menjelang haid, ketika stres menumpuk, atau di saat kita kurang tidur.

Bisul punya cerita berbeda, meski masih ada campur tangan hormon. Ia biasanya lahir dari infeksi bakteri di folikel rambut atau kelenjar minyak. Kulit yang lembap dan penuh keringat—yang juga dipengaruhi oleh hormon—menjadi tempat favorit bagi bakteri untuk berkembang. Tubuh tentu tidak tinggal diam. Sistem imun mengirim pasukan sel darah putih untuk melawan infeksi. Nanah yang keluar dari bisul sebenarnya adalah bukti adanya peperangan kecil di bawah kulit, campuran antara bakteri, sel imun, dan jaringan tubuh yang rusak.

Lalu ada bintilan, benjolan kecil yang sering kita sepelekan. Terkadang muncul karena pori tersumbat, kadang karena iritasi ringan. Tapi lagi-lagi, hormon juga bisa memicu kulit lebih sensitif, lebih berminyak, atau lebih mudah bereaksi. Dan ketika tubuh benar-benar kewalahan, muncul benjolan yang lebih besar. Ada yang hanya peradangan, ada pula yang melibatkan kelenjar getah bening yang ikut membengkak, menandakan tubuh sedang berjuang melawan infeksi.

Jika dijelaskan dengan bahasa sederhana, kulit bisa kita ibaratkan sebagai sebuah dapur. Hormon adalah koki yang mengatur semuanya. Ketika koki terlalu bersemangat, minyak goreng dipakai berlebihan hingga tumpah ke lantai. Begitu ada remah jatuh, lalat—yang di sini adalah bakteri—datang, hinggap, lalu membuat dapur makin berantakan. Kadang hanya noda kecil yang mudah dibersihkan, seperti jerawat. Kadang jadi kerak besar dan kotor, seperti bisul atau benjolan.

Semua itu adalah pesan tubuh yang sering kita abaikan. Pesan bahwa kita butuh tidur yang cukup agar hormon tidak kacau. Pesan bahwa stres yang tidak dikelola bisa membuat kulit mudah breakout. Pesan bahwa tubuh lebih sehat bila kita mengurangi gula dan lebih banyak mengonsumsi makanan segar. Dan pesan bahwa kulit perlu dirawat dengan lembut, bukan dengan amarah atau pencetan yang terburu-buru.

Jadi, lain kali ketika ada jerawat, bisul, bintilan, atau benjolan muncul, jangan langsung marah pada cermin. Dengarkan dulu apa yang sedang tubuh katakan. Karena kulit itu sangat jujur untuk mengatakan adanya bahaya. Jelilah ....[]


Lebih baru Lebih lama