Aku sedang memulai kebiasaan membaca yang sudah
lama kutinggalkan, entah karena alasan apa. Sibuk bukanlah alasan jika sesuatu
sudah menjadi prioritas di antara sekian banyak daftar pekerjaan harian. Namun
kali ini, aku bertekad akan melakukannya. Membaca adalah kebiasaan baik yang
akan meningkatkan ilmu dan memperdalam pemahaman kita tentang hidup dan dunia.
Aku percaya, jika aku terus melakukannya tanpa henti, kelak wawasanku tidak
akan lagi sama seperti hari ini.
Sejak membaca The Atomic Habits karya James
Clear, aku merasa harus mulai membangun kembali beberapa kebiasaan baik. Tidak
perlu tergesa-gesa. Tidak perlu langsung dua jam. Cukup dua sampai lima menit
saja setiap hari. Aku ingin menjalaninya pelan-pelan, tapi konsisten. Oh ya,
aku juga sedang membiasakan olahraga beban ringan setiap pagi setelah Subuh.
Dan mulai hari ini, aku menambahkan satu kebiasaan baru dalam rutinitasku —
membaca.
Di zaman yang penuh distraksi seperti sekarang,
membaca sering kali jadi hal yang kita niatkan tapi jarang benar-benar dilakukan.
Scroll media sosial terasa lebih mudah daripada membuka halaman pertama buku.
Padahal, dalam hati kecil kita tahu—membaca membuat pikiran lebih tajam, empati
lebih luas, dan dunia di kepala kita lebih berwarna.
Lalu bagaimana agar membaca menjadi kebiasaan yang
otomatis seperti menyeduh kopi di pagi hari? Jawabannya, menurut James Clear,
bukan pada motivasi, tapi pada sistem. Jika ingin mulai rutin membaca, jangan
menunggu semangat datang. Bangun sistem yang membuatmu nyaris tak punya
alasan untuk tidak membaca.
1. Mulailah
dari yang kecil—satu halaman saja
James Clear
memperkenalkan the 2-minute rule. Prinsipnya sederhana: jika ingin membentuk kebiasaan baru, mulai dengan
sesuatu yang bisa dilakukan dalam dua menit. Alih-alih menargetkan “baca satu
buku per minggu”, cukup katakan: “Aku akan membaca satu halaman setiap malam
sebelum tidur.” Kedengarannya kecil, tapi di situlah kekuatannya. Otakmu
akan belajar bahwa membaca itu mudah, tidak mengintimidasi, dan bisa dilakukan
kapan saja. Lama-kelamaan, satu halaman berubah jadi dua, lalu tiga, dan tanpa
sadar kamu sudah asyik sampai bab berikutnya.
2. Jadikan
membaca mudah dijangkau
Salah satu hukum
penting dalam The Atomic Habits adalah make it obvious — buat
kebiasaanmu terlihat dan mudah diakses.
Letakkan buku di tempat yang selalu
kamu lihat: di atas meja, di dekat bantal, atau di tas kerja. Semakin terlihat,
semakin besar peluangmu untuk membaca. Dan kalau kamu lebih sering memegang
ponsel, gunakan itu untuk keuntunganmu. Unduh e-book atau aplikasi baca. Jadi,
setiap kali jari refleks membuka layar, kamu punya pilihan membaca alih-alih
sekadar menggulir linimasa.
3. Kaitkan dengan kebiasaan yang sudah ada
Clear menyebut teknik ini habit stacking.
Misalnya, kamu sudah punya rutinitas minum teh sore. Tambahkan kebiasaan baru
di atasnya: “Setiap kali aku menyeduh teh, aku akan membaca dua halaman buku.” Kamu
tidak perlu mencari waktu khusus, cukup menumpangkan kebiasaan baru di atas
kebiasaan lama. Perlahan, dua hal itu akan melebur menjadi satu kesatuan yang
terasa alami.
4. Rayakan
langkah kecilmu
Setiap kali
berhasil membaca hari itu, beri dirimu apresiasi kecil. Tandai di kalender, atau tulis satu kalimat
menarik dari buku yang kamu baca. Perayaan kecil ini membuat otakmu merasa
senang dan ingin mengulanginya lagi. The Atomic Habits menyebutnya reinforcement
loop—penguatan positif yang menjaga motivasi tetap hidup.
5. Jangan kejar kesempurnaan, kejar
konsistensi
Kebiasaan membaca bukan tentang siapa yang paling
cepat menuntaskan buku, tapi siapa yang paling konsisten membuka halaman setiap
hari. James Clear menulis, “You do not rise to the level of your
goals. You fall to the level of your systems. ”Artinya, bukan target besar
yang membuatmu berhasil, tapi sistem kecil yang kamu jalankan
terus-menerus—meski hanya lima menit sehari.
Pada akhirnya, memulai kebiasaan apa pun tidak
akan langsung menunjukkan hasilnya. Sama seperti benih yang baru ditanam,
perubahan membutuhkan waktu, kesabaran, dan perawatan. Nikmati prosesnya.
Rasakan setiap detik kecil saat kamu membuka halaman dan larut di dalamnya.
Tetaplah konsisten, seberat apa pun itu. Karena
kalau kamu yakin, kamu akan melihat hasil baiknya di masa depan — bukan hanya
pada seberapa banyak buku yang kamu baca, tapi pada bagaimana kamu berubah
menjadi versi dirimu yang lebih baik setiap hari.
“Bukan seberapa cepat kamu membaca, tapi seberapa tekun kamu kembali membuka halaman.”[]