Saat Demam Datang, Apa yang Harus Dilakukan


 Oleh: Siti Hajar

Cuaca belakangan ini seperti sedang bermain teka-teki. Pagi terasa panas terik menyengat, tapi menjelang siang tiba-tiba langit mendung dan gerimis turun perlahan. Kadang hanya sebentar, kadang juga seharian penuh. Angin yang tadinya tenang bisa berubah menjadi badai dalam hitungan menit. Tubuh kita, yang terbiasa dengan ritme stabil, sering kali ikut “kaget” menghadapi perubahan mendadak seperti ini. Dan salah satu bentuk perlawanan tubuh terhadap kondisi yang tak menentu itu sering muncul dalam wujud suhu tubuh yang naik turun—demam.

Demam selalu datang tanpa janji. Ia muncul begitu saja, seringkali pada saat-saat yang paling tak terduga—malam hari ketika semua apotek sudah tutup, atau menjelang pagi saat tubuh baru saja menemukan kenyamanannya di balik selimut. Kehadirannya bisa membuat siapa pun cemas, terutama para ibu yang tiba-tiba harus berjaga di samping anak yang panasnya naik perlahan. Namun, di balik kegelisahan itu, sebenarnya demam tidak selalu berarti bencana. Kadang, ia hanyalah tanda tubuh sedang bekerja keras menjaga kita.

🌡️ Demam: Pertanda Tubuh Sedang Berjuang

Demam sebenarnya bukan penyakit, melainkan respons alami tubuh ketika ada gangguan, biasanya infeksi virus atau bakteri. Saat suhu naik, sistem imun kita sedang bekerja, menciptakan lingkungan yang kurang nyaman bagi kuman penyebab penyakit. Jadi, langkah pertama saat demam datang adalah tenang dan kenali situasinya.
Ambil termometer, ukur suhu tubuh secara akurat, jangan hanya mengandalkan telapak tangan. Suhu ringan biasanya berada di kisaran 37,5–38°C, suhu sedang antara 38–39°C, dan suhu tinggi jika melebihi 39°C. Dari sinilah kita bisa menilai langkah yang perlu diambil selanjutnya.

🛏️ Istirahat Adalah Obat Paling Sederhana

Sering kali, refleks pertama kita saat demam adalah mencari obat penurun panas. Padahal, tubuh sedang meminta waktu untuk beristirahat. Saat sistem imun bekerja, energi tubuh lebih banyak tersedot untuk melawan penyebab demam. Karena itu, tidur dan istirahat menjadi bagian penting dari proses penyembuhan.
Biarkan tubuh (atau anak kita) beristirahat dengan nyaman. Tak perlu memaksakan aktivitas seperti biasa, apalagi jika terasa lemas. Dalam banyak kasus, demam ringan akan mereda dengan sendirinya begitu tubuh menyelesaikan “pertempurannya”.

💧 Jaga Cairan Tubuh dengan Baik

Satu hal yang sering luput diperhatikan saat demam adalah hidrasi. Saat suhu naik, cairan tubuh keluar lebih cepat melalui keringat. Jika tidak segera digantikan, risiko dehidrasi bisa muncul dan justru memperparah kondisi.
Minumlah air putih hangat secara rutin, sedikit demi sedikit tapi sering. Bagi anak-anak, cairan juga bisa diberikan dalam bentuk sup bening, air kelapa, atau oralit. Hidrasi yang cukup membantu tubuh mengatur suhu dan mendukung sistem kekebalan bekerja lebih efektif.

👕 Pakaian dan Lingkungan yang Nyaman

Banyak orang keliru membungkus tubuh yang demam dengan selimut tebal agar “keringatan dan cepat sembuh”. Padahal, cara ini justru bisa menjebak panas di dalam tubuh dan menaikkan suhu lebih tinggi. Pilih pakaian tipis yang menyerap keringat, dan pastikan ruangan memiliki sirkulasi udara yang baik. Jika tubuh terasa sangat panas, lakukan kompres hangat (bukan dingin!) di dahi, leher, atau ketiak. Kompres hangat membantu tubuh menurunkan suhu secara perlahan tanpa memicu menggigil.

💊 Obat Penurun Panas: Boleh, Tapi Bijak

Jika suhu sudah mencapai 38,5°C atau tubuh terasa sangat tidak nyaman, barulah obat penurun panas seperti paracetamol dapat digunakan sesuai dosis. Bagi orang dewasa, ibuprofen juga bisa menjadi pilihan jika tidak ada gangguan lambung. Namun, penting untuk diingat: obat bukan untuk “mematikan” demam, melainkan untuk membuat tubuh lebih nyaman saat proses penyembuhan berlangsung. Jangan terburu-buru memberi obat setiap kali suhu naik sedikit, terutama pada anak-anak, kecuali disertai keluhan lain yang berat.

🚨 Kenali Tanda Bahaya dan Jangan Menunda ke Dokter

Meski sebagian besar demam bersifat ringan dan bisa ditangani di rumah, ada saat-saat tertentu kita perlu segera mencari pertolongan medis. Misalnya, jika:

  • Demam bertahan lebih dari tiga hari tanpa perbaikan.
  • Suhu mencapai 40°C atau lebih.
  • Muncul kejang, leher kaku, ruam merah menyebar, atau kesulitan bernapas.
  • Tanda dehidrasi terlihat jelas (bibir kering, jarang buang air kecil, mata cekung).
  • Bayi berusia di bawah tiga bulan mengalami demam ≥38°C.

Dalam kondisi seperti ini, jangan ragu untuk segera ke fasilitas kesehatan. Lebih baik berjaga daripada terlambat.

🌿 Menemani Tubuh dengan Tenang

Pelajaran terbesar dari setiap momen demam adalah belajar mempercayai kebijaksanaan tubuh. Ia tahu bagaimana cara melindungi dirinya sendiri. Kita tidak perlu panik, cukup menemani dengan tenang, memastikan kebutuhan dasar terpenuhi, dan waspada jika ada tanda bahaya

Demam mungkin hanya datang sesekali, tapi setiap kedatangannya mengingatkan kita bahwa tubuh kita luar biasa. Ia bekerja diam-diam, tanpa kita sadari, demi menjaga kita tetap hidup dan pulih. Tugas kita hanyalah memperlakukannya dengan sabar dan bijak.

“Saat demam datang, jangan buru-buru mengusirnya. Dengarkan tubuhmu, temani dengan tenang, dan biarkan ia melakukan tugasnya. Kadang, kesembuhan hanya butuh sedikit kesabaran dan segelas teh hangat dengan dua potong kecil jeruk nipis.”

Lebih baru Lebih lama